Bismillahirrahmanirrahim ....
Sentot Alibasyah dan Paderi
Sentot dengan pasukannya berangkat ke Minangkabau pada tahun 1832 yaitu tiga tahun setelah dia meninggalkan junjungannya Pangeran Diponegoro.
Sampai di Minangkabau dia telah memasuki medan perang, sampai ke Matur, sampai ke Lima puluh Kota, bahkan kabarnya konon sampai ke Airbangis! Tetapi tidaklah selalu berhasil usaha menjauhkannya dengan Paderi, sebab dia bebas berperang melawan Paderi! Alangkah terkejutnya beliau, bila didengarnya azan di medan perang, bahkan lebih lantang daripada suara tentaranya sendiri!
Sama-sama terkejut. Rupanya dalam tentara dari Jawa yang dikirim Belanda, ada pula orang berserban, orang yang mengerjakan "Sholatil Khauf" di medan perang! Sebagai juga mereka, orang Paderi.
Sama-sama terkejut! karena di sini memakai serban, di sana pada memakai serban! Lama-lama bagaimanapun Belanda menjaga, kontak bertambah rapat!
Rupanya pakaian sama, hati sama, kepercayaan pun sama, cita-citapun sama! Mengapa kita jadi berperang!
Sampai di Minangkabau dia telah memasuki medan perang, sampai ke Matur, sampai ke Lima puluh Kota, bahkan kabarnya konon sampai ke Airbangis! Tetapi tidaklah selalu berhasil usaha menjauhkannya dengan Paderi, sebab dia bebas berperang melawan Paderi! Alangkah terkejutnya beliau, bila didengarnya azan di medan perang, bahkan lebih lantang daripada suara tentaranya sendiri!
Sama-sama terkejut. Rupanya dalam tentara dari Jawa yang dikirim Belanda, ada pula orang berserban, orang yang mengerjakan "Sholatil Khauf" di medan perang! Sebagai juga mereka, orang Paderi.
Sama-sama terkejut! karena di sini memakai serban, di sana pada memakai serban! Lama-lama bagaimanapun Belanda menjaga, kontak bertambah rapat!
Rupanya pakaian sama, hati sama, kepercayaan pun sama, cita-citapun sama! Mengapa kita jadi berperang!
Sentot yang masih muda, baru berusia 27 tahun sangat terharu. Teringat kembali junjungannya yang telah diasingkan Belanda, dan dia turut mempercepat kekalahan beliau. Timbul tekanan bathin yang amat hebat. Timbul keinginan hendak memperbaiki kesalahan yang telah terlanjur dengan berbuat suatu jasa yang besar!
Dalam kalangan orang Minangkabau, sedang tumbuh keinsafan! Kaum Paderi berkelahi dengan Kerajaan Minangkabau. Padahal Kerajaan Islam. Selama ini mereka diadu. Mereka diadu untuk kepentingan Belanda! Mereka yang akan habis. Belanda yang akan mendapat untung.
Bertemu cita Sentot dengan cita Paderi dan dengan cita Kerajaan Minangkabau!
Hubungan dirapatkan, sehingga khabarnya konon, Tuanku Imam Bonjol sendiri, walaupun telah tua, pernah mengadakan pertemuan rahasia dengan Sentot!
Siapa yang mengatakan orang Minangkabau membenci orang Jawa? Siapa saja diterima, asal memperjuangkan Islam: Begitu kini dan begitu sampai akhir dunia!
Dalam kalangan orang Minangkabau, sedang tumbuh keinsafan! Kaum Paderi berkelahi dengan Kerajaan Minangkabau. Padahal Kerajaan Islam. Selama ini mereka diadu. Mereka diadu untuk kepentingan Belanda! Mereka yang akan habis. Belanda yang akan mendapat untung.
Bertemu cita Sentot dengan cita Paderi dan dengan cita Kerajaan Minangkabau!
Hubungan dirapatkan, sehingga khabarnya konon, Tuanku Imam Bonjol sendiri, walaupun telah tua, pernah mengadakan pertemuan rahasia dengan Sentot!
Siapa yang mengatakan orang Minangkabau membenci orang Jawa? Siapa saja diterima, asal memperjuangkan Islam: Begitu kini dan begitu sampai akhir dunia!
Putus mufakat, Kaum Paderi dengan Kaum Adat akan berdamai, dan Sultan Alam Muning Syah, Raja Minangkabau yang telah diberi pangkat Regen oleh Belanda, sudi mengangkat Sentot menjadi Yang Dipertuan Besar! Sebab dia pun memang asal raja! Dan dia pun Alim! Dan gagang bedil akan dihadapkan bersama-sama kepada Belanda. Surat raja Minangkabau kepada raja-raja di pesisir dikirim, membangkitkan semangat buat melawan ....
Tetapi spion Belanda akhirnya mengetahui maksud besar ini. Belanda lekas mengambil sikap sebelum terlambat!
Tetapi spion Belanda akhirnya mengetahui maksud besar ini. Belanda lekas mengambil sikap sebelum terlambat!
Yang Dipertuan Minangkabau, Muning Syah, yang bergelar Sultan Alam Bergagar Syah dipanggil ke kantor Belanda lalu ditawan dan dibuang ke Betawi! Banyak serpih belahannya yang masih ada sekarang, di antaranya R.B.Sabaroeddin dan Mr. Syafruddin Prawiranegara, S.H.!
Sentot dan pasukannya lekas-lekas di "consunyir", lalu lekas disuruh bersiap untuk diberangkatkan kembali ke Betawi pula. Dan tidak berapa lama kemudian, Basyah Sentot Abdul Mustafa, diasingkan ke Bengkulu, dan di sanalah Pahlawan itu menutup mata! Tidak jauh dari kuburnya, ada sebuah bukit ber nama "Tapak Paderi”.
Imam Bonjol dan kawan-kawannya meneruskan perjuangan.
Sentot dan pasukannya lekas-lekas di "consunyir", lalu lekas disuruh bersiap untuk diberangkatkan kembali ke Betawi pula. Dan tidak berapa lama kemudian, Basyah Sentot Abdul Mustafa, diasingkan ke Bengkulu, dan di sanalah Pahlawan itu menutup mata! Tidak jauh dari kuburnya, ada sebuah bukit ber nama "Tapak Paderi”.
Imam Bonjol dan kawan-kawannya meneruskan perjuangan.
(dikutip dari "Perbendaharaan Lama" karya HAMKA)
semoga bermanfaat
Happy Sayyidul Ayaam
No comments:
Post a Comment