Bismillahirrahmanirrahim....
Takut (khauf) -1
Allah SWT berfırman, "Fadz-kuruni adzkurkum.” Kita sering juga mendengarnya dari para pendakwah, "Panggil nama-Ku niscaya Ku-panggil lagi namamu." Mungkin kita berpikir bahwa kalau kita lantunkan dalam hati bahwa kita takut kepada Allah SWT, lantas Allah SWT bilang, "Aku takut kepadamu.” Bukan. Tidak seperti itu. Seluruh ciptaan di alam semesta ini takut kepada Dia, takut kepada orang yang takut kepada Allah SWT. Bila semua orang yang hadir di halaqah dzikir ditanya apakah mereka takut kepada Allah Taala, semua pasti akan menjawab, "Ya syaikh, aku takut.” Tidak akan ada orang yang berani mengatakan bahwa dia tidak takut kepada Allah SWT. Akan tetapi, rasa takut (khauf) yang dinyatakan di mulut orang biasa dan rasa takut yang benar-benar ditujukan kepada Allah SWT pasti berbeda. Ada 10 orang, maka ada 10 macam pula rasa takut yang ada di dada masing-masing.
Kita tidak boleh bohong, tidak boleh ujub, tidak boleh riya, tidak boleh takkabur, tidak boleh merasa lebih hebat ketimbang orang lain. Tidak boleh angkuh. Semua larangan itu sudah ada dalam hati kita. Ada orang mengatakan bahwa dirinya takut kepada Allah SWT tetapi dalam kenyataannya semua penyakit hati dan semua larangan itu dilanggarnya. Itu pertanda bahwa dia tidak memiliki rasa takut (khauf) seperti yang dimaksudkannya. Bagaimana seisi alam semesta akan takut kepada dia, model orang seperti kita ini?
Tidak ada orang sombong yang masuk ke dalam Surga, meskipun kesombongannya hanya sebesar zarrah “la yadkhulul jannata man kaana fii qolbihi mitsqoolu dzarrotin min kibrin.”Angkuh. Keangkuhan itu ada dalam diri kita. Kita menjadi makhluk yang bodoh kalau menyombongkan sesuatu yang orang lain tidak suka. Kita menyombongkan sesuatu kepada Allah SWT yang menciptakan kita. Sombong itu milik semua makhluk. Ayam? Ada sombongnya dia. Anjing yang berkaki empat dan berekor juga memiliki rasa sombong. Manusia yang kaya maupun miskin, ada kesombongannya. Bergaullah dengan orang miskin, terlihat bahwa kesombongannya cukup. Bergaullah dengan orang kaya. Tidak aneh kalau mereka sombong. Bergaullah dengan orang tampan, sombong dia. Tapi kesombongan ini ada pula pada diri orang buruk rupa. Entah apa pula gerangan yang kita sombongkan itu.
"Sebut nama-Ku maka Aku sebut namamu." Allah SWT menyebut dengan af'al, dengan tindakan. Apabila kita patuh kepada-Nya, maka Allah SWT akan menurunkan rasa kasih sayangnya dan memelihara kita. Allah SWT akan menambahkan dan menyisipkan rasa takut ke dalam hati kita.
Takut itu bertahap, bukan seperti takutnya orang awam, yang bilang dia takut kepada Allah SWT tetapi semua larangan dilanggarnya. Katanya takut kepada Allah SWT, tetapi barang haram diambilnya. Katanya takut, tetapi berbuat maksiat. Orang seperti itu sebenamya tidak takut. Dia membangkang kepada Allah SWT.
Kita tidak boleh bohong, tidak boleh ujub, tidak boleh riya, tidak boleh takkabur, tidak boleh merasa lebih hebat ketimbang orang lain. Tidak boleh angkuh. Semua larangan itu sudah ada dalam hati kita. Ada orang mengatakan bahwa dirinya takut kepada Allah SWT tetapi dalam kenyataannya semua penyakit hati dan semua larangan itu dilanggarnya. Itu pertanda bahwa dia tidak memiliki rasa takut (khauf) seperti yang dimaksudkannya. Bagaimana seisi alam semesta akan takut kepada dia, model orang seperti kita ini?
Tidak ada orang sombong yang masuk ke dalam Surga, meskipun kesombongannya hanya sebesar zarrah “la yadkhulul jannata man kaana fii qolbihi mitsqoolu dzarrotin min kibrin.”Angkuh. Keangkuhan itu ada dalam diri kita. Kita menjadi makhluk yang bodoh kalau menyombongkan sesuatu yang orang lain tidak suka. Kita menyombongkan sesuatu kepada Allah SWT yang menciptakan kita. Sombong itu milik semua makhluk. Ayam? Ada sombongnya dia. Anjing yang berkaki empat dan berekor juga memiliki rasa sombong. Manusia yang kaya maupun miskin, ada kesombongannya. Bergaullah dengan orang miskin, terlihat bahwa kesombongannya cukup. Bergaullah dengan orang kaya. Tidak aneh kalau mereka sombong. Bergaullah dengan orang tampan, sombong dia. Tapi kesombongan ini ada pula pada diri orang buruk rupa. Entah apa pula gerangan yang kita sombongkan itu.
"Sebut nama-Ku maka Aku sebut namamu." Allah SWT menyebut dengan af'al, dengan tindakan. Apabila kita patuh kepada-Nya, maka Allah SWT akan menurunkan rasa kasih sayangnya dan memelihara kita. Allah SWT akan menambahkan dan menyisipkan rasa takut ke dalam hati kita.
Takut itu bertahap, bukan seperti takutnya orang awam, yang bilang dia takut kepada Allah SWT tetapi semua larangan dilanggarnya. Katanya takut kepada Allah SWT, tetapi barang haram diambilnya. Katanya takut, tetapi berbuat maksiat. Orang seperti itu sebenamya tidak takut. Dia membangkang kepada Allah SWT.
(Maqolah Syaikh Waasi' Achmad Syaechuddin ra, dari Tausiah "Takut, Tobat dan Istidraj")
semoga manfaat
------- ilalang -------
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete