Bismillahirrahmanirrahim......
Istidraj
Ada lagi jenis orang-orang pendosa sejati, yang diberi kemurahan oleh Allah SWT, lalu hatinya berbicara, “Ohh, itu dia karunia Allah SWT kepadaku. Inilah kasih sayang Allah SWT yang diberikan kepadaku" Orang yang seperti itu tertutup hatinya. Dia bukan orang yang mengaku banyak dosa, tetapi merasa dia sudah menjadi orang suci. Dia merasa dirinya sudah memiliki ilmu yang tinggi. Dia merasa kalau apa-apa yang diterimanya dari Allah SWT itu berkat doa-doanya, lalu dia bilang bahwa dirinya hebat. Ini adalah istidraj.
Allah SWT memberikan sesuatu tetapi menghinggapkannya sebagai hukuman. Allah SWT menutup hatinya karena kejahatannya. Dia merasa suci, merasa orang benar, padahal dia sedang dihukum Allah SWT. Dia dinaikkan pangkatnya, diberi banyak harta, padahal itu semua adalah hukuman agar hatinya gelap. Dia tidak berurusan dengan Allah SWT. Allah SWT menyelipkan istidraj.
Yang lebih jahat lagi, orang itu berbuat jahat kepada Allah SWT dan lalu Allah Taala sisipkan kemunafikan di dalam dirinya. Lalu dia berdakwah ke mana-mana bagaikan orang suci. Dia pandai bicara kepada orang lain, berbicara di televisi, mengajak orang lain banyak beribadah, padahal dalam diri orang itu tidak ada peribadatan yang bernilai tinggi di mata Allah SWT. Dia menukar ilmunya dengan sesuatu yang bersifat duniawi, yang sejak dari rumah memang sudah diharap-harapkannya. Itu jelas bukan peribadatan. Itu istidraj. Orang-orang alim mengerti tentang istidraj ini, memahami seluk beluknya. Sebagaimana para sufi Banten mengatakannya begini, "Manakala engkau datang kepadaku, aku sudah mencium bau nafasmu."
Untuk menghindari istidraj ini, tidak lain yang bisa dilakukan kecuali dawamu dzikri, dawamu ubudiyah. Perbanyak dzikir, perbanyak peribadatan, agar kita dipelihara oleh Allah SWT, agar Allah SWT memberi kebaikan saja, bukan hukuman. Agar Allah Ta'ala menyisipkan daya sesal yang berkepanjangan kepada kita.
Mudah-mudahan Allah SWT memberi khauf (takut) yang sebenar-benarnya dan dijadikan-Nya kita ahli ibadah. Semoga semua ini juga diturunkan kepada anak cucu kita. Aamiinn.
(Maqolah Syaikh Wassi' Achmad Syaechudin ra, dari Tausiah "Takut, Tobat dan Istidraj")
Semoga bermanfaat dan Happy Sayyidul Ayaam
------- ilalang -------
No comments:
Post a Comment