Bismillahirrahmanirrahim ........
Takut (khauf) -2
Firman Allah SWT, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama." Hanya ulama yang memiliki rasa takut (khauf), yakni mereka yang ilmunya cukup. Allah SWT menyisipkan ilmu yang tidak terhingga kepada mereka, sehingga mereka akan tahu apa saja yang menjadi pelanggaran jelas dilakukan jawarihnya atau dengan sirr-nya. yang mereka takut melanggarnya.
Sekali lagi, hanya ulama yang benar-benar memiliki khauf. Mereka pemilik pengetahuan tertinggi dan Allah SWT membusanai mereka dengan ilmu itu. Mereka muqarrabin. Mereka itu sholihin. Merekalah yang memiliki rasa takut yang sesungguhnya. Mereka berbeda dengan orang awam, yang bilang takut tetapi melakukan pelanggaran setiap hari, terus menerus.
Perhatikan itu. Maka diperlukan pertobatan yang terus menerus. Caranya? Dawamu dzikri dan dawamu ubudiyah. Terus menerus dałam keadaan berdzikir, terus menerus mengingat Allah SWT dan terus melakukan peribadatan yang berkualitas. Ibadah yang berkualitas itu sesungguhnya hanya milik Allah SWT. Kita hanya berusaha. Lakukan itu terus menerus dan Allah SWT akan menyisipkan rasa takut secara bertahap dan kualitas peribadatan akan bertambah setiap hari. Kalau itu tidak dilatih, tetap melakukan pelanggaran, maka kejahatan tidak akan jauh-jauh dari kita. Kita berkawan terus dengan setan.
Teruslah berdzikir, menyebut-nyebut nama Allah SWT.
Allah SWT akan menyebut orang yang menyebut-Nya dengan af'al, dengan tindakan. Maka orang itu akan dipelihara-Nya. Dia tidak diberi kesempatan untuk berbuat dosa seperti yang dilakukan oleh orang awam. Orang awam yang telah berbuat dosa, lalu dia beribadah, bertobat, berdosa lagi, belum masuk ke dałam taubatan nasuha. Tobatnya masih kurang. Dia memerlukan tobat baru setiap hari.
Allah SWT akan menyebut orang yang menyebut-Nya dengan af'al, dengan tindakan. Maka orang itu akan dipelihara-Nya. Dia tidak diberi kesempatan untuk berbuat dosa seperti yang dilakukan oleh orang awam. Orang awam yang telah berbuat dosa, lalu dia beribadah, bertobat, berdosa lagi, belum masuk ke dałam taubatan nasuha. Tobatnya masih kurang. Dia memerlukan tobat baru setiap hari.
Daya sesalnya (nadam-nya) tidak pernah bertambah. Nadam-nya hanya sekilas saja, lalu dia berbuat dosa lagi. Dia berbuat kesalahan lagi, berbohong lagi, menipu lagi, memperdaya orang lain lagi, memakan harta haram lagi, terus menerus mengikuti kemauan hawa nafsu yang menyenangkan hati dan jawarih-nya. Indriawinya dipakai untuk berbuat kejahatan terus. Tobat orang seperti itu tidak pernah tebal, nadam-nya tidak pernah berkepanjangan. Mintalah nadam yang berkepanjangan kepada Allah SWT. "Ya Allah, beri aku daya sesal yang berkepanjangan." Ingat, dalam salah satu hadis disebutkan bahwa menyesal itu sama dengan tobat. Siapa pemilik daya sesal yang berkepanjangan? Nabi Daud as. Selama 40 hari 40 malam, dalam keadaan sujud, beliau terus menerus menangis. Janggutnya basah. Biji-bijian yang terkena air matanya tumbuh menjadi tanaman.
Para masyaikh juga mudah mengeluarkan air mata. Mereka adalah contoh yang benar. Para pendzikir pandai meratapi dosa-dosa dan pandai menangis. Kita mencoba untuk mudah mengeluarkan air mata seperti aktingnya pemain film. Tidak bisa. Keluarnya air mata tidak bisa dibuat-buat. Allah SWT akan sangat tahu, mana yang betul-betul air mata, mana air mata yang dibuat-buat, air mata kejahatan atau air mata riya. Ohh, seseorang bisa mengeluarkan air mata di tengah keramaian. Allah SWT menyentuhnya barang sedikit, lalu keluar air matanya. Dia menangis. Padahal, menangisnya itu karena dia ingin diketahui orang lain. Jika demikian, habislah amalannya itu. Jika ingin menangis, menangislah di kesendirian agar tidak ada riya di dalamnya. Kalau tidak pandai mewaspadai gerak-gerik hati, tidak pandai bertempur melawan setan, menangislah di tempat yang sepi. Bila seseorang menangis di keramaian karena ingin dipuji orang, "0hh aku pandai menangis," dia jelas bukan orang alim. Dia jahat. Dia orang yang lemah, karena terkecoh oleh setan kelas rendah yang menggodanya, lalu dia mempertunjukkan tangisnya di depan orang banyak.
Mudah-mudahan Allah SWT memberi khauf yang sebenar-benarnya dan dijadikan-Nya kita ahli ibadah. Semoga semua ini juga diturunkan kepada anak cucu kita. Amin.
(Maqolah Syaikh Waasi' Achmad Syaechuddin ra, dari Tausiah "Takut, Tobat dan Istidraj")
semoga manfaat
Happy Sayyidul Ayaam
------- ilalang -------
No comments:
Post a Comment