Tiba di Qadisiyah / Qadisyah 5
Kisra (Kaisar Persia) kemudian mengutus Rustum Panglimanya yang bergerak menuju
Qadisiyah dengan membawa 120.000 orang prajurit, termasuk didalamnya
Panglima-panglima Persia yang sudah terkenal seperti Hormuzan, Mehran dan
Jalinus beserta 33.000 gajah perang. Selama 4 bulan lamanya Pasukan Rustum
bergerak perlahan dari Mada’in menuju Qadisiyah, dalam masa itu pula terdapat
gangguan dari beberapa prajurit Muslim seperti Tulaihah bin Khuwailid yang
melakukan aksi solo menembus markas Pasukan Persia yang berjarak 2 farsakh (16
Km) dan dihuni 70.000 Pasukan Persia, membakar beberapa tenda, mengambil
beberapa kuda dan kemudian kembali ke Markas Pasukan Muslim.
Akhirnya tibalah masa 2 pasukan ini berhadap-hadapan, setelah 3 kali
secara bergantian masing-masing utusan melakukan negosiasi akan tetapi ketiga
menemukan jalan buntu, Persia bersikukuh untuk tidak menerima Islam dan tidak
mau membayar jizyah (denda), maka tinggal pilhan terakhir saja yaitu Perang.
Posisi kedua pasukan ini hanya dihalangi oleh Sungai Atiq, di posisi Pasukan
Muslim terdapat Parit Shapur disebelah Kanan dan Gurun Sahara membentang di
belakangnya.
Sebagaimana perang-perang terdahulu, Rustum mengirim utusan kepada
Pasukan Sa’ad yang menyatakan “kalian yang akan menyeberang atau kami yang akan
menyeberang”. Pasukan Muslim dibawah Pimpinan Sa’ad bin abi Waqqas sudah
mendengar cerita Perang Jembatan dan gugurnya Abu Ubaid, maka mereka memilih
tetap ditempat dan mempersilahkan Pasukan Persia untuk menyeberang. Segera
Rustum memerintahkan pasukannya untuk menimbun Sungai Atiq dan melalui timbunan
tersebut, Pasukan Persia perlahan menyeberang menghampiri pasukan Muslim. Tidak
terlalu lama kedua pasukan sudah berhadap-hadapan bersiap-siap untuk memulai
sebuah perang yang maha dahsyat yang pernah terjadi pada masa itu, 36.000
Pasukan Muslim akan bertempur habis-habisan karena bila mereka gagal, tidak ada
yang tahu kapan mereka dapat kembali lagi menggempur Persia yang ratusan tahun
menjajah tanah mereka. 120.000 Pasukan Persia dengan 33.000 Gajah Perang
bersenjata lengkap juga akan berperang habis-habisan, karena jika mereka gagal
dipastikan Mada’in ibukota mereka akan disapu Pasukan Muslim dan berakhirlah
Masa Kekaisaran mereka.
Saat itu Sa’ad bin abi Waqqas sedang kambuh penyakit punggungnya,
dengan memakai tandu, panglima hebat ini berkeliling memeriksa pasukannya dan
dia menulis surat yang dibacakan oleh pendampingnya : “saya mengangkat Khalid bin Urfatah
menggantikan saya memimpin kalian, kalau tidak karena penyakitku ini kambuh,
sayalah yang akan memegang pimpinan. Saya sekarang tertelungkup tapi hati saya
bersama kalian. Ikutilah perintahnya, patuhilah dia. Segala yang
diperintahkannya itu atas perintah saya”. Kemudian Sa’ad melanjutkan dengan
berpidato mengutip Al-Quran, Surat Al-Anbiyya : 105 “Dan sungguh telah kami
tulis didalam Kitab Zabur sesudah Lauhil Mahfuz, bahwasanya bumi ini akan
diwarisi oleh hamba-hambaku yang sholeh”. Sebuah ayat yang memicu adrenalin
Pasukan Muslim, dengan teriakan “ambil janji Allah, ambil warisan kalian”
segera gema takbir berkumandang menggetarkan jantung Pasukan Persia.
bersambung..................................
bersambung..................................
No comments:
Post a Comment