Wednesday, September 21, 2016

Qadisiyah 3


Re-Group dan Perang Buwaib/ Qadisiyah 3

Sambil menyusun kekuatan, Musanna memindahkan markas pasukan dari Ulais ke Marj As-sibakh, berita tentang Perang Jembatan telah tersebar di seluruh Jazirah, Khalifah memerintahkan mobilisasi pasukan untuk membantu Musanna, berturut-turut tiba pasukan pendukung dari kabilah-kabilah Arab termasuk Banu Namr (Nasrani) yang bersumpah untuk berperang bersama saudara-saudara muslimnya memerangi Persia, kemudian Banu Bajilah dipimpin oleh Jarir, Banu Azd dipimpin Arfajah, banu Kinanah dipimpin Galib bin Abdullah semua berangkat beserta anak dan isteri untuk bergabung dengan Musanna. Menyusul bergabung adalah sekelompok Pasukan Nasrani dipimpin Anas bin Hilal, kaum Nasrani Taglib dipimpin oleh Ibn Mirda Al Fihr. Terus berdatangan pasukan para kabilah dari seluruh Jazirah yang membuat mata Musanna berkaca-kaca tak kuat menahan haru….... Allahu Akbar.


Segera pasukan kompilasi ini bergerak menuju Buwaib dan karena saat itu Ramadhan Musanna meminta agar pasukannya berbuka puasa (iftar) dan Pasukan Persia dengan dipimpin Mehran pun telah bersiaga di seberang sungai. Belajar dari perang sebelumnya Musanna tidak mau menyeberang, dia menunggu Pasukan Persia yang menyeberang. Tidak berlangsung lama, terlihatlah Pasukan Persia bergerak, dengan barisan depan Pasukan Gajah mereka bergerak menghampiri Pasukan Jazirah. Pecahlah perang sengit antara kedua pasukan, satu demi satu mereka gugur dengan darah membasahi bumi. Dari kejauhan Musanna melihat posisi Mehran, kemudian dia mengampiri Anas bin Hilal dan Ibn Mirda seraya berkata : “ Anda orang Arab, sekalipun tak seagama dengan kami. Kalau anda melihat saya sudah menyerang Mehran, ikutlah menyerang bersamaku”. Demikian Musanna bergerak menuju Mehran, sepanjang jalannya Pasukan Persia bertumbangan, debu membubung tinggi dan sudah tidak jelas mana Pasukan Persia dan mana Pasukan Jazira, yang terdengar keras adalah teriakan Musanna : “Barang siapa membela agama Allah, maka Allah akan jadi penolongnya, Allahu Akbar”. Sejarah mencatat perang ini sebagai perang sepuluh, karena dari setiap pasukan jazirah rata-rata dapat membinasakan puluhan Pasukan Persia, suatu kombinasi antara semangat dan iman yang sungguh dahsyat. Sebuah kemenangan besar yang menewaskan ratusan ribu Pasukan Persia, di pihak Jazirah harus merelakan Mas’ud bin Harisah saudara Musanna dan Anas bin Hilal pimpinan kabilah Nasrani. Dipenghujung perang terdengar derap kaki kuda menghampiri Pasukan dan teriakan : ‘ saya budak Nasrani dari Banu Taglabi, saya telah membunuh Mehran”. Usai sudah satu babak peperangan panjang. Musanna memeluk saudaranya Mas’ud dan Anas bin Hilal, sungguh sedih Mussana, kesedihannya tidak hanya untuk adiknya, tapi juga untuk Anas, jelas sudah bahwa kesedihan tidak membedakan agama. Diatas ratusan ribu jenazah Pasukan Persia yang gugur dalam perang ini sekarang telah berdiri sebuah kota bernama Kufah. Setelah Perang Buwaib ini, Pasukan Muslim merangsek maju terus sampai ke perbatasan Sungai Tigris dimana Mada’in (Ibukota Persia) sudah berada dalam pandangan mata.

bersambung.........................

No comments:

Post a Comment

Sejarah

  Bismillahirrahmanirrahim… Sejarah Sejarah adalah cerita tentang masa lalu, bisa jadi tentang kebaikan atau keburukan, kemegahan atau k...