Thursday, January 26, 2017

Rise and Fall of Srivijaya Empire

Assalamualaikum wr wb

Awal Kisah

Kisah ini dimulai akibat perang tak berkesudahan di tanah India antara pemeluk agama Hindu di Selatan dan pemeluk agama Budha di Utara. Dimulai sejak 500 tahun Sebelum Masehi (500 BC) dan berlangsung selama 1 abad sampai dengan 500 M dengan ratusan kerajaan besar dan kecil sebagai pihak yang berperang dengan menang dan kalah silih berganti.

Perang Besar-besaran (Maha Bharata) ini berlangsung dengan konsekwensi bahwa setiap Kerajaan yang kalah akan terusir dari wilayahnya sampai mereka dapat menghimpun kekuatan untuk merebut kembali wilayahnya. Pada kenyataannya beberapa kerajaan yang kalah tidak semuanya kembali untuk merebut kerajaannya, sebagian pergi berlayar jauh dengan harapan menemukan wilayah baru dimana mereka dapat hidup dengan tenang dan jauh dari hiruk pikuknya peperangan.

Diperkirakan pada tahun 130 M, salah satu rombongan pelarian ini mendarat di daerah Labuan, Banten. Mereka adalah Wangsa (Keluarga/Dinasti) Warman yang berasal dari Pallawa, Bharata, India yang beragama Hindu. Pemimpinnya Warmandewa menikah dengan putri dari Aki Tirem Penguasa setempat yang bernama Pohaci Larasati, ketika Aki Tirem wafat, Warmandewa mendirikan Kerajaan Salakanagara dengan Ibukota Rajatapura di daerah Pandeglang sekarang.

Terdapat beberapa rombongan lain yang memasuki wilayah Nusantara ini pada kurun waktu sampai tahun 500 tersebut, ada Sang Mitrongga (Wangsa Sungga) Dari Magada, India yang mendarat di Kalimantan kemudian mendirikan Kerjaan Kutai, Maharesi Sentanu (Wangsa Mauli) dari Bharata, India mendarat di Pantai Utara Jawa dan mendirikan Kerajaan Indrapahasta, Di Salakanagara sendiri  datang lagi rombongan baru Maharesi Jayasinghawarman dari Calankayana, India yang kemudian menjadi menantu Raja Terakhir Salakanagara Dewawarman VIII, wafatnya Dewawarman VIII mengakhiri masa Salakanagara karena Maharesi Jayasinghawarman kemudian mendirikan Kerajaan Tarumanagara. Sementara itu didaerah Palembang telah berdiri Kerajaan Melayu Sribuja dan di Jawa Timur  berdiri pula Kerajaan Kalingga yang menantunya berasal dari Kerajaan Melayu Sribuja.

Awal Cerita Sriwijaya

Gelombang pelarian wangsa-wangsa Hindu ini telah mendirikan kerajaan-kerajaan baru di Pulau Jawa dan Kalimantan, bagaimana dengan pelarian yang beragama Budha?. Ternyata pada sekitar tahun 500 telah tiba pula di Pulau Sumatra rombongan besar pendatang beragama Budha, tidak ada keterangan sejarah yang jelas mengenai asal usulnya, keterangan pertama datang dari catatan It’sing Pendeta dari China yang pada tahun 671 berkunjung ke Sriwijaya (diperkirakan saat itu posisinya berada di Muara Jambi) sebelum meneruskan perjalanannya ke India. Kemudian Prasasti Kedukan Bukit yang dibuat tahun 682 yang menceritakan tentang  perayaan  kemenangan Sriwijaya (mengalahkan Kerajaan Melayu Sribuja) dengan Rajanya Dapunta Hyang Sri Jayanasa di Ibukota Minanga Tanwan. Cerita Rakyat menyatakan bahwa Dapunta Hyang memerintahkan saudaranya Dapunta Syailendra (perkiraan ini disandarkan pada fakta bahwa hanya 2 orang ini yang bergelar “Dapunta” dalam sejarah Nusantara) untuk melakukan  ekspedisi ke selatan mencari tempat untuk mendirikan Pusat Peribadatan Budha. Bergeraklah Dapunta Syailendra beserta pasukannya menyusur ke selatan, menaklukan Kerajaan Tarumanagara, lalu meneruskan perjalanan sampai ke Jawa Timur.

Sebuah naskah Sunda Kuno  (Pustaka Pararatwan I Bhumi Jawadwipa) menyebutkan bahwa adik perempuan dari Purnawarman (Tarumanagara) menjadi istri dari Raja Swarnabhumi yang menurunkan Sri Jayanasa – Kerajaan Swarnabhumi ini kemungkinan besar berada di Muara Jambi, kelak Putra Mahkotanya yang bernama Sri Jayanasa mengalahkan Kerajaan Melayu Sribuja dan mendirikan Sriwijaya dan berpusat di Palembang-. Catatan ini menguak misteri tentang asal muasal Sri Jayanasa dan menarik garis merah tentang Raja-raja Sriwijaya Muda (Melayu/Dharmasraya) yang menggunakan nama Warman dibelakang namanya selain Mauli sebagai wangsanya.

Masih ada teka-teki yang harus dipecahkan, yaitu sejarah yang menyatakan Ratu Shima adalah anak Dapunta Syailendra dan Ratu Shima lahir di daerah Musi Banyu Asin (Palembang), sementara Ratu Shima beragama Hindu dan Dapunta Syailendra beragama Budha.

Kemungkinan paling masuk akal dari cerita diatas yang pasti merubah sejarah adalah; Syailendra merupakan keturunan Maharesi Sentanu Raja Indrapahasta, pindah ke Palembang dan mendirikan Kerajaan Melayu Sabuga yang ditaklukkan Sri Jayanasa tahun 682 M sementara adiknya di peristeri oleh Raja Kalingga, Syailendra kemudian diangkat saudara oleh Dapunta Sri Jayanasa dan menganut agama Budha dengan gelar Dapunta Syailendra, selanjutnya diperintahkan melakukan ekspedisi bersama pasukan Sriwijaya ke tanah Jawa dengan membawa anaknya Shima dengan tujuan ke Kerajaan adiknya Kalingga di Jawa Timur.

Bila hipotesa diatas benar, maka ekspedisi ini lebih merupakan napak tilas bagi Dapunta Syailendra, dia mengunjungi Tarumanagara kemudian Indrapahasta terus ke Kalingga, semuanya mengakui kedaulatan Sriwijaya tanpa kekerasan dan perlawanan. Di Kalingga Shima dikawinkan dengan sepupunya Kartikeyasingha Raja Kalingga dan setelah suaminya wafat Shima diangkat menjadi Ratu Kalingga bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara.

Dapunta Syailendra sendiri kemudian bersama rombongannya pindah ke Jawa Tengah untuk mencari tanah tempat akan dibangunnya pusat Peribadatan Budha.

Teori ini makin masuk akal bila dihubungkan dengan Prasasti Sojomerto yang menyatakan bahwa Syailendra adalah anak Sentanu, kita ketahui Maharesi Sentanu adalah pendiri Kerajaan Indrapahasta yang beragama Hindu dan sahabat Jayasinghawarman pendiri Tarumanegara. Mungkinkah..?

Sejarah mencatat kolaborasi 2 Sriwijaya ini dalam bentuk prasasti dan candi selama kurun waktu lebih kurang 400 tahun yang menegaskan betapa besarnya kerajaan ini tanpa menyadari bahwa ada 2 kelompok  yang melakukannya karena keduanya menggunakan 1 nama, Sriwijaya.

Dibawah ini catatan atas beberapa peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Peninggalan Sriwijaya  sebelum 700 M

Prasasti
      1.       Prasasti Kedukan Bukit, Palembang 682 M
      2.       Prasasti Talng Tuo, Palembang 684 M
      3.       Prasasti Kota Kapur, Bangka 686 M
      4.       Prasasti Karang Birahi, Jambi 686 M
      5.       Prasasti Talang Batu, Palembang tanpa th
      6.       Prasasti Palas Pasemah, Lampung Selatan tt
      7.       Prasasti Bukit Siguntang, Palembang, tp th

Candi
     1.       Candi Muara Takus, Riau tanpa tahun
     2.       Candi Muara Jambi, Jambi tanpa tahun
     3.       Candi Biaro Bahal, Sumatra Utara
     4.       Gapura Sriwijaya, Sumsel
     5.       Candi Kota Kapur, Bangka
Peninggalan Sriwijaya setelah 700 M

Prasasti
1, Prasasti Sojomerto, , Jawa Tengah Abad 7 M
2. Prasasti Kalasan, Jawa Tengah 778 M
3. Prasasti Klurak, Jawa Tengah 782 M
4. Prasasti Abyagiriwaha, 792 M
5. Prasasti Kayumwunan, 824 M
6. Prasasti Ratu Boko, Jawa Tengah 856 M

Candi
1.       Candi Kalasan, Jawa Tengah 778 M
2.       Candi Sewu, Jawa Tengah Abad 8 M
3.       Candi Mendut, Jawa Tengah 824 M
4.       Candi Borobudur, Jawa Tengah 770 -842 M
5.       Candi Plaosan , Jawa Tengah Abad 8 M

Prasasti di Luar Negeri
1.   Prasasti Ligor, Thailand Selatan,  775 M
2. Prasasti Nalanda, Benggala-India, 860 M
3.   Piagam Leiden, India, 1006 M
4.   Prasasti Tanjore, India, 1030 M
5.   Prasasti Kanton, Canton – China, 1079 M
6.   Prasasti Srilanka, Srilanka, abad XII
7.   Prasasti Grahi, Grahi, 1183 M
8.   Prasasti Chaiya, Malaysia, 1230 M


Akhir Cerita Sriwijaya

Kita tidak akan membahas mengenai Zaman Keemasan (Golden Ages) Sriwijaya, karena saat ini dengan mudah bisa kita dapatkan melalui internet dan terdapat bermacam-macam versi. Semua versi mempunyai nilai tambah yang berbeda-beda, akan tetapi semua sepakat bahwa Masa Keemasan itu berada pada masa pemerintahan Prabu Balaputradewa.

Periode setelah Prabu Balaputradewa merupakan periode anti klimaks dari Masa Keemasan tersebut, beberapa kerajaan yang tadinya berada dibawah kekuasaan Sriwijaya mulai melepaskan diri dan serbuan akhir Kerajaan Cola ditahun 1030 mengakhiri semuanya. Sriwijaya yang tadinya begitu besar dan megah tiba-tiba menghilang dari keramaian dunia, beberapa kerajaan kecil mulai berbenah membesarkan wilayahnya, salah satunya adalah Dharmasraya (Melayu) yang menilik dari namanya berasal dari wangsa Mauli akan tetapi juga berhubungan dengan wangsa Warman yang pernah berkuasa di Salaka dan Tarumanagara. Tidaklah mengherankan, memang merekalah kerabat terdekat dari Sriwijaya karena keturunan Dapunta Sri Jayanasa berdarah Warman sementara keturunan Dapunta Syailendra berdarah Mauli.

Akhir Kisah

Pertanyaan selanjutnya yang masih menjadi teka teki sampai sekarang adalah kemana orang-orang dari Sriwijaya setelah Kerajaannya hancur? Terdapat banyak hipotesa dari berbagai kalangan yang mencoba menjawab teka teki ini. Terdapat missing link (rantai yang hilang) antara periode Sang Rama Wijayotunggawarman Raja terakhir pada 1030 dengan Prameswara yang di klaim sebagai keturunan Sriwijaya yang hadir pada awal tahun 1400. Rentang yang lebih dari 350 tahun membuat banyak sekali argumentasi. Sebagian sejarawan Sumsel memperkirakan bahwa mereka mundur kedalam hutan dan kemudian menjadi cikal bakal Suku Besemah, ada juga yang memperkirakan mereka mundur dan menjadi asal usul Suku Komering. Bahkan ada daerah di Philipina yang meng klaim mereka keturunan Sriwijaya, begitupun dari Thailand. Tambo Minangkabau yang mengatakan tentang kedatangan Rusa Emas bersama pengiringnya yang kemudian diartikan kepada Raja Sriwijaya yang kemudian menjadi salah satu nenek moyang mereka juga tidak menjawab pertanyaan tentang orang-orang yang hilang.


Kiranya sampai sini dulu disertasi tentang bangkit dan jatuhnya Sriwijaya pada Universitas Google dengan Promotor Prof. Wikipedia, semoga diantara pembaca dapat memberikan pencerahan atas beberapa pertanyaan dalam dongeng tersebut yang tentunya akan sangat berarti dalam konteks pelurusan sejarah.. eh dongeng… sorry.

Selanjutnya kita akan mengulas tentang Wangsa Syailendra dan Sanjaya... ciaooo.

Wallahu'alam bissawab
Wass

ACT

No comments:

Post a Comment

Sejarah

  Bismillahirrahmanirrahim… Sejarah Sejarah adalah cerita tentang masa lalu, bisa jadi tentang kebaikan atau keburukan, kemegahan atau k...