Sunday, December 2, 2018

First Question (Fatal Answer) - bilingual


Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum wr wb

Pertanyaan Pertama.

Pagi ini sebuah diskusi berlangsung menarik didalam kepala, tanya jawab berlangsung dengan cepat yang ditutup dengan sebuah argumentasi yang indah tentang “Pertanyaan Pertama”

Wal awwalu sebenarnya datang dari sebuah statement saat bergurau bersama teman-teman lama beberapa waktu lalu. Bunyinya kira-kira adalah “Kita bertanggung jawab dan akan ditanya diakhirat atas siapa yang kita pilih saat Pilpres nanti”. Saat itu masing-masing membuat argument atas pernyataan tersebut dengan cara masing-masing pula, sehingga sampai pertemuan bubar tidak ada satu kesimpulan atas pernyataan tadi.

Pagi ini pernyataan tersebut muncul lagi dan gurauan mentari pagi ditambah sejuknya asap knalpot kendaraan membuat sebuah elegi tentang masa depan kita.

Saat maut menjemput, dimana Nafs tercerabut dari cangkangnya, melesatlah dia ke angkasa  bersama Ruh demi menjumpai Illahi Robbi (Ya Ayyuhan naftsun mutmainnah, irji’I ila Rabbiki…). Setelah melapor maka Nafs akan kembali ke bumi kemana sang jasad akan dikuburkan sementara Ruh kembali keharibaan Sang Pencipta (Dan di Lauhul Mahfuz terdapat sebuah pohon dimana para ruh berdiam bersama dengan kelompoknya).

Setelah jasad dikuburkan dan 70 langkah setelah pengantar terakhir pergi, kita akan kedatangan tamu (Malaikat Munkar dan Nakir) yang akan melakukan tugasnya menginterogasi dan menginterview kita, dimana saat itu mulut akan terdiam dan seluruh anggota tubuh akan menjawab pertanyaan tersebut.

Pertanyaan Pertama yang akan disampaikan adalah (ini bocoran nih)…..” Man Rabbuka..!!!” Siapa Tuhanmu..!!!. Terbayangkah oleh kita apa yang akan dijawab oleh seluruh anggota tubuh ini (bukan mulut yang menjawab), tentunya tidak ada lagi yang dapat ditutupi, semua terlontar lurus, jujur dan tanpa tedeng aling-aling. Pertanyaan ini berhubungan erat dengan apa yang selalu kita baca dan tunaikan setiap hari, yaitu SYAHADATAIN ditambah lagi dengan janji kita saat membaca Iftitah “Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi Rabbil Alamin”.

Apakah kita akan gelagapan, gugup dan nervous? Tentu tidak, masing-masing kita akan menjawab dengan tegas dan lugas sebagaimana apa yang dijalani dalam kehidupan didunia. Sebagai ilustrasi, Imam Al Gazali menyitir dalam bukunya “ Al Ghurur/Manusia Tertipu” yang akan kita selaraskan dengan Pertanyaan pertama sebagai berikut;

1.       Abid (ahli Ibadah), dengan dengan lantang akan menjawab bahwa Tuhannya adalah “Ibadah” yang mungkin saat didunia dilakukannya karena/dengan “riya” atau “sum’ah”
2.       Ulama (Ahli Ilmu), akan mejawab pula bahwa Tuhannya adalah “Ilmu” yang dia kejar sedemikian rupa sehingga melupakan fitrahnya sebagai hamba dan mungkin dunia akan meninggikannya karena keilmuannya yang tak disadarinya bahwa itu sia-sia.
3.       Hartawan, akan mejawab Tuhannya adalah “Harta” yang dikejarnya siang malam, kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala, begitu bangga dia dengan pancapaian dunianya tanpa disadari bahwa eksistensi Tuhan pada dirinya telah bergeser jauh.
4.       Penguasa (Pejabat), akan menjawab Tuhannya adalah “Kekuasaan” dimana dia akan mengejarnya dengan segala macam cara, halal haram hantam, jual semua yang ada, baik aqidah bahkan agama dijadikan senjata demi mencapai kekuasaan yang dikejarnya. Innalillahi…

Iustrasi diatas tentunya hanya untuk mereka yang tertipu bukan untuk mereka yang dalam hidupnya menempatkan Allah swt diatas segalanya, diatas ibadah, ilmu, harta, kekuasaan bahkan diri sendiri (ego).

Demikan ternyata bukan “siapa yang kita pilih saat pilpres” yang harus kita khawatirkan, justru Pertanyaan Pertama ini yang seyogyanya membuat kita cemas dan panas dingin. Semua jawaban pada ilustrasi diatas diatas akan dijawab oleh Malaikat dengan teriakan “WRONG ANSWER BRO” dan cerita selanjutnya tidak layak untuk dijadikan bahan bacaan karena mengandung kekerasan.

Allahu’alam bissawab
Barakallahu li walakum
Wass
ACT




English Version

Bismillahir rahmanir Rahim..
Peace be upon you, and Allah mercy and blessings

First Question with Fatal Answer

This morning an interesting discussion took place in my head, the question and answer took place quickly which closed with a beautiful argument about the "First Question"

Wal Awwalu, actually came from a statement when joking with old friends some time ago. It reads roughly is "We are responsible and will be asked at the end for whom we choose when the presidential election later". At that time each of them made an argument for the statement in their own way, so that until the meeting broke up there was no single conclusion to the statement.

This morning the statement reappeared and the morning sun jokes plus the cool exhaust fumes of vehicles made an elegy about our future.

When death comes, where the Nafs is uprooted from its shell, he sped into the sky with Ruh to meet Illahi Robbi (Yaa… Ayyuhan naftsun mutmainnah, irji'I ila Rabbiki ...). After reporting, the Nafs will return to the earth where the body will be buried while the Spirit returns to the presence of the Creator (And in Lauhul Mahfuz there is a tree where the spirits dwell together with the group).

After the body is buried and 70 steps after the last escort leaves, we will arrive at the guest (Angel Munkar and Nakir) who will do their job of interrogating and interviewing us, where the mouth will be silent and all members of the body will answer the question.

The first question that will be delivered is (this is a leak) ... "Man Rabbuka ... !!!" Who is your God ... !!!. What is done by us in our life is what will be answered by all members of the body (not the mouth that answers), of course there is nothing else that can be covered, and all of them are straight forward, honest and without a doubt. This question is closely related to what we always read and fulfill every day, namely SYAHADATAIN coupled with our promises when reading Iftitah "Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi Rabbil Alamin".

Are we going to be confuse, panicky and nervous? Of course not, each of us will answer with a firm and straightforward manner as what is lived in life in the world. As an illustration, Imam Al Gazali quoted in his book "Al Ghurur / Humans Deceived" which we will harmonized with the first question as follows;
1. Abid (expert in worship), by loudly responding that his God is "worship" which may be done in the world because of "with" riya "or" sum'ah "
2. Ulama (Scientists) will also answer that his God is "Science" that he pursues in such a way that he forgets his nature as a servant and maybe the world will elevate him because of his unaware knowledge that it is futile.
3. Hartawan (Rich Man) will answer his Lord is the "Treasure" that he chased day and night, his head became legs and feet became head, so proud of him with the achievement of his world without realizing that the existence of God on him had shifted far away.
4. The Ruler (Officer), will answer his Lord is "Power" where he will pursue it in all kinds of ways, halal or haram is not important, sell everything possible, both aqeedah and even religion are used as weapons to achieve the pursued power. Innalillahi ...

Illustration above is of course only for those who are deceived not for those who in their lives place Allah swt above everything, above worship, knowledge, wealth, power even self (ego).

It turns out that it is not "who we choose when the presidential election" that we have to worry about, this first question that should make us anxious and fever. All the answers to the illustration above  will be answered by Angels with shouts of "WRONG ANSWER BRO" and the next story is not feasible to be used as reading material because it contains violence.

Allahu'alam bissawab
Barakallahu li walakum
Wass

ACT



No comments:

Post a Comment

Sejarah

  Bismillahirrahmanirrahim… Sejarah Sejarah adalah cerita tentang masa lalu, bisa jadi tentang kebaikan atau keburukan, kemegahan atau k...