Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum wr wb
Pertanyaan Pertama.
Pagi ini sebuah diskusi berlangsung menarik
didalam kepala, tanya jawab berlangsung dengan cepat yang ditutup dengan sebuah
argumentasi yang indah tentang “Pertanyaan Pertama”
Wal awwalu sebenarnya datang dari sebuah
statement saat bergurau bersama teman-teman lama beberapa waktu lalu. Bunyinya
kira-kira adalah “Kita bertanggung jawab dan akan ditanya diakhirat atas siapa
yang kita pilih saat Pilpres nanti”. Saat itu masing-masing membuat argument
atas pernyataan tersebut dengan cara masing-masing pula, sehingga sampai
pertemuan bubar tidak ada satu kesimpulan atas pernyataan tadi.
Pagi ini pernyataan tersebut muncul lagi dan
gurauan mentari pagi ditambah sejuknya asap knalpot kendaraan membuat sebuah elegi
tentang masa depan kita.
Saat maut menjemput, dimana Nafs tercerabut
dari cangkangnya, melesatlah dia ke angkasa
bersama Ruh demi menjumpai Illahi Robbi (Ya Ayyuhan naftsun mutmainnah,
irji’I ila Rabbiki…). Setelah melapor maka Nafs akan kembali ke bumi kemana
sang jasad akan dikuburkan sementara Ruh kembali keharibaan Sang Pencipta (Dan
di Lauhul Mahfuz terdapat sebuah pohon dimana para ruh berdiam bersama dengan
kelompoknya).
Setelah jasad dikuburkan dan 70 langkah setelah
pengantar terakhir pergi, kita akan kedatangan tamu (Malaikat Munkar dan Nakir)
yang akan melakukan tugasnya menginterogasi dan menginterview kita, dimana saat
itu mulut akan terdiam dan seluruh anggota tubuh akan menjawab pertanyaan
tersebut.
Pertanyaan Pertama yang akan disampaikan adalah
(ini bocoran nih)…..” Man Rabbuka..!!!” Siapa Tuhanmu..!!!. Terbayangkah oleh
kita apa yang akan dijawab oleh seluruh anggota tubuh ini (bukan mulut yang menjawab),
tentunya tidak ada lagi yang dapat ditutupi, semua terlontar lurus, jujur dan
tanpa tedeng aling-aling. Pertanyaan ini berhubungan erat dengan apa yang
selalu kita baca dan tunaikan setiap hari, yaitu SYAHADATAIN ditambah lagi
dengan janji kita saat membaca Iftitah “Inna shalati wanusuki wamahyaya
wamamati lillahi Rabbil Alamin”.
Apakah kita akan gelagapan, gugup dan nervous? Tentu tidak, masing-masing kita akan menjawab dengan tegas dan lugas sebagaimana apa yang dijalani dalam kehidupan didunia. Sebagai ilustrasi, Imam Al Gazali menyitir dalam bukunya “ Al Ghurur/Manusia Tertipu” yang akan kita selaraskan dengan Pertanyaan pertama sebagai berikut;
1.
Abid
(ahli Ibadah), dengan dengan lantang akan menjawab bahwa Tuhannya adalah
“Ibadah” yang mungkin saat didunia dilakukannya karena/dengan “riya” atau
“sum’ah”
2.
Ulama
(Ahli Ilmu), akan mejawab pula bahwa Tuhannya adalah “Ilmu” yang dia kejar
sedemikian rupa sehingga melupakan fitrahnya sebagai hamba dan mungkin dunia
akan meninggikannya karena keilmuannya yang tak disadarinya bahwa itu sia-sia.
3.
Hartawan,
akan mejawab Tuhannya adalah “Harta” yang dikejarnya siang malam, kepala jadi
kaki dan kaki jadi kepala, begitu bangga dia dengan pancapaian dunianya tanpa
disadari bahwa eksistensi Tuhan pada dirinya telah bergeser jauh.
4.
Penguasa
(Pejabat), akan menjawab Tuhannya adalah “Kekuasaan” dimana dia akan
mengejarnya dengan segala macam cara, halal haram hantam, jual semua yang ada,
baik aqidah bahkan agama dijadikan senjata demi mencapai kekuasaan yang
dikejarnya. Innalillahi…
Iustrasi diatas tentunya hanya untuk mereka
yang tertipu bukan untuk mereka yang dalam hidupnya menempatkan Allah swt
diatas segalanya, diatas ibadah, ilmu, harta, kekuasaan bahkan diri sendiri
(ego).
Demikan ternyata bukan “siapa yang kita pilih
saat pilpres” yang harus kita khawatirkan, justru Pertanyaan Pertama ini yang
seyogyanya membuat kita cemas dan panas dingin. Semua jawaban pada ilustrasi
diatas diatas akan dijawab oleh Malaikat dengan teriakan “WRONG ANSWER BRO” dan
cerita selanjutnya tidak layak untuk dijadikan bahan bacaan karena mengandung
kekerasan.
Allahu’alam bissawab
Barakallahu li
walakum
Wass
ACT
Bismillahir rahmanir Rahim..
Peace be upon you, and Allah mercy and
blessings
First Question with Fatal Answer
This morning an interesting discussion took
place in my head, the question and answer took place quickly which closed with
a beautiful argument about the "First Question"
Wal Awwalu, actually came from a statement when
joking with old friends some time ago. It reads roughly is "We are
responsible and will be asked at the end for whom we choose when the
presidential election later". At that time each of them made an argument
for the statement in their own way, so that until the meeting broke up there
was no single conclusion to the statement.
This morning the statement reappeared and the
morning sun jokes plus the cool exhaust fumes of vehicles made an elegy about
our future.
When death comes, where the Nafs is uprooted
from its shell, he sped into the sky with Ruh to meet Illahi Robbi (Yaa…
Ayyuhan naftsun mutmainnah, irji'I ila Rabbiki ...). After reporting, the Nafs
will return to the earth where the body will be buried while the Spirit returns
to the presence of the Creator (And in Lauhul Mahfuz there is a tree where the
spirits dwell together with the group).
After the body is buried and 70 steps after the
last escort leaves, we will arrive at the guest (Angel Munkar and Nakir) who
will do their job of interrogating and interviewing us, where the mouth will be
silent and all members of the body will answer the question.
The first question that will be delivered is
(this is a leak) ... "Man Rabbuka ... !!!" Who is your God ... !!!.
What is done by us in our life is what will be answered by all members of the
body (not the mouth that answers), of course there is nothing else that can be
covered, and all of them are straight forward, honest and without a doubt. This
question is closely related to what we always read and fulfill every day,
namely SYAHADATAIN coupled with our promises when reading Iftitah "Inna
shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi Rabbil Alamin".
Are we going to be confuse, panicky and
nervous? Of course not, each of us will answer with a firm and straightforward
manner as what is lived in life in the world. As an illustration, Imam Al
Gazali quoted in his book "Al Ghurur / Humans Deceived" which we will
harmonized with the first question as follows;
1. Abid (expert in worship), by loudly
responding that his God is "worship" which may be done in the world
because of "with" riya "or" sum'ah "
2. Ulama (Scientists) will also answer that his
God is "Science" that he pursues in such a way that he forgets his
nature as a servant and maybe the world will elevate him because of his unaware
knowledge that it is futile.
3. Hartawan (Rich Man) will answer his Lord is
the "Treasure" that he chased day and night, his head became legs and
feet became head, so proud of him with the achievement of his world without
realizing that the existence of God on him had shifted far away.
4. The Ruler (Officer), will answer his Lord is
"Power" where he will pursue it in all kinds of ways, halal or haram
is not important, sell everything possible, both aqeedah and even religion are
used as weapons to achieve the pursued power. Innalillahi ...
Illustration above is of course only for those
who are deceived not for those who in their lives place Allah swt above
everything, above worship, knowledge, wealth, power even self (ego).
It turns out that it is not "who we choose
when the presidential election" that we have to worry about, this first
question that should make us anxious and fever. All the answers to the illustration above will be answered by Angels with shouts of "WRONG ANSWER
BRO" and the next story is not feasible to be used as reading material
because it contains violence.
Allahu'alam bissawab
Barakallahu li walakum
Wass
ACT
No comments:
Post a Comment