Bismillahirrahmanirrahim….
Assalamualaikum wr wb
Sebuah keinginan untuk menulis
setelah sekian lama vakum menohok ke ulu hati, tapi hasrat bertanya apa yang
harus dituliskan saat ini? Ingin menulis tentang agama agar menjadi ibadah tapi
takut dianggap ustad dadakan, belum lagi nanti ada yang tersinggung (hadeuh….)
padahal kata Rasulullah saw. “balighu anni walau aayaah”/sampaikan walau satu
ayat. Hapunten Baginda …. Saya masih saja penakut dan mungkin yang lebih pantas
secara keilmuan juga banyak.
Ingin menulis tentang keluarga,
tapi takut dibilang ngarang-ngarang aja, pamer (padahal ga ada yang bisa di
pamer hehehehe..). Pengen juga nulis soal sejarah, takut banyak yang protes,
kan sejarah tergantung siapa penulisnya, konon juga tergantung pada siapa
pemesannya atau dalam bahasa keilmuan bahwa sejarah itu tergantung kehendak
penguasa. Nah… kalau yang saya tulis ternyata tidak berkesesuaian dengan apa
yang sudah tertanam dibenak pembaca kan repot.
Akhirnya… saya putuskan… menulis
puisi saja… (sambil mikir.. soal apa yaaa?)
T a n a h k u
Tanahku bergoyang
Tanah tumpah darahku bergoyang
Bukan karena gempa
Bukan pula karena gunung meletus
Tanahku bergoyang
Ribuan kaki menghentak
Jutaan kaki menghunjam
Tanpa harmony tanpa irama
Tanpa aturan dan tanpa etika
Tanahku bergoyang
Kemana pergi sang peniup suling
Yang selalu membawa harmony dan irama
Kemana perginya budi pekerti
Kemana perginya rasa malu
Kemana perginya akhlak
Kemana perginya adab
Kemana perginya iman
Kemana…..
Tanahku bergoyang
Hari ini aku berharap
Agar lelah kaki menghentak
Agar lelah kaki menghunjam
Agar kembali harmony dan irama
Agar kembali fitrah sempurnanya manusia
Agar Tanahku tak lagi bergoyang
Wassalam
ACT…….. Jakarta, 06 Juni 2017
No comments:
Post a Comment