Thursday, August 4, 2016

Pajak oh Pajak di Negara Tetangga (intermezo)


Sebuah cerita ironi dari Negeri Tetangga tentang makhluk bernama Pajak

Pajak
Pajak adalah dana yang dikumpulkan dari masyarakat sebagai kontribusi dan komitmen masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan negerinya. 

Ini definisi menurut saya yang apabila salah atau tidak tepat maka tulisan selanjutnyapun akan melenceng alias keluar jalur.

Upeti
Adalah dana yang dikumpulkan oleh Raja atau Penguasa dari rakyatnya sebagai pengakuan Hak Milik Raja atas harta tersebut, dapat dikategorikan sebagai sewa karena Raja adalah Penguasa sekaligus pemilik segala yang berada dalam wilayahnya dan rakyat sesungguhnya tidak pernah memiliki apa-apa.

Sebagai orang awam yang seringkali salah kaprah dalam membuat asumsi, termasuk asumsi atas kedua definisi diatas, beberapa kali saya terkesima atas pendapat dan pernyataan/statement dari Pejabat Negara Sebelah mengenai makhluk bernama pajak ini dan seringkali pula saya berfikir apakah yang mereka maksud benar-benar pajak ataukah upeti???

Pernyataan Pertama adalah pernyataan seorang pejabat pajak Negeri Tetangga di depan televisi saat wawancara yang dengan sangat bangga menyatakan tentang system perpajakan negeri mereka yang selalu di update dan semakin canggih….. alih-alih untuk merasa kagum, saya malah tercengang, sebab dikepala saya yang terbersit seharusnya pejabat penyelenggara Negara yang bekerja dan dibayar untuk dan oleh rakyat, berfikir bagaimana agar rakyatnya terbebas dari pajak, walaupun saya sendiri bingung gimana caranya, mungkin pajak usaha di perbesar (sebagaimana di Eropa dan Anglo Saxon termasuk Australia), atau gimanalah caranya agar si rakyat ini merasa nyaman hidup di negerinya sendiri yang sudah terlepas dari monarki dan kolonialisme.

Pernyataan Kedua adalah dari Menteri Keuangan Negara Sebelah yang menyatakan bahwa Dunia Internasional dalam hal ini Menteri-Menteri Keuangan dan Menteri Pajak (kalau ada) sudah bekerjasama dan berkolaborasi dalam mendeteksi dana-dana yang parkir diluar negerinya karena menghindari pajak. Nah Lho…!!! Sepintas biasa saja bahkan cenderung wokeh banget, sebuah sinergitas yang luar biasa dalam tatanan Internasional, tapi….. kembali otak aneh saya berfikir (ini bukan berpihak ke mereka yg masuk daftar lhoo…please jangan skeptis) bukankah seharusnya penyelenggara Negara berfikir keras kenapa rakyatnya parkirin dana diluar negeri?? Apakah mungkin mereka gak rela setor pajak tapi dikorupsi…. Atau apa??? Kok ya para menteri dunia Internasional ini malah lebih rela jadi debt collector ya..? atau beda konsep tentang pajak dan upeti sama saya..??

Kembali ke konsep Negara, dimana Penyelenggara Negara adalah orang-orang terpilih yang rela berfikir keras bahkan melepaskan semua kenyamanan pribadi demi kenyamanan rakyat yang mencintai dan seharusnya dicintainya…. Hehehe agak mello yak. Di Negara Tetangga ini kita dipertontonkan dengan Penyelenggara yang pintar-pintar, tetapi seringkali lupa kepada siapa hakikatnya dia mengabdi.

Semoga tidak terjadi di Negara Republik Indonesia tercinta ini.

Salam





No comments:

Post a Comment

Sejarah

  Bismillahirrahmanirrahim… Sejarah Sejarah adalah cerita tentang masa lalu, bisa jadi tentang kebaikan atau keburukan, kemegahan atau k...