Sebuah cerita ironi dari Negeri Tetangga tentang makhluk bernama Pajak
Pajak
Pajak adalah dana yang
dikumpulkan dari masyarakat sebagai kontribusi dan komitmen masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan negerinya.
Ini definisi menurut saya yang
apabila salah atau tidak tepat maka tulisan selanjutnyapun akan melenceng alias
keluar jalur.
Upeti
Adalah dana yang dikumpulkan oleh Raja atau Penguasa dari rakyatnya
sebagai pengakuan Hak Milik Raja atas harta tersebut, dapat dikategorikan
sebagai sewa karena Raja adalah Penguasa sekaligus pemilik segala yang berada
dalam wilayahnya dan rakyat sesungguhnya tidak pernah memiliki apa-apa.
Sebagai orang awam yang seringkali salah kaprah dalam membuat asumsi,
termasuk asumsi atas kedua definisi diatas, beberapa kali saya terkesima atas
pendapat dan pernyataan/statement dari Pejabat Negara Sebelah mengenai makhluk
bernama pajak ini dan seringkali pula saya berfikir apakah yang mereka maksud
benar-benar pajak ataukah upeti???
Pernyataan Pertama adalah pernyataan seorang pejabat pajak Negeri
Tetangga di depan televisi saat wawancara yang dengan sangat bangga menyatakan
tentang system perpajakan negeri mereka yang selalu di update dan semakin
canggih….. alih-alih untuk merasa kagum, saya malah tercengang, sebab dikepala
saya yang terbersit seharusnya pejabat penyelenggara Negara yang bekerja dan
dibayar untuk dan oleh rakyat, berfikir bagaimana agar rakyatnya terbebas dari
pajak, walaupun saya sendiri bingung gimana caranya, mungkin pajak usaha di
perbesar (sebagaimana di Eropa dan Anglo Saxon termasuk Australia), atau
gimanalah caranya agar si rakyat ini merasa nyaman hidup di negerinya sendiri
yang sudah terlepas dari monarki dan kolonialisme.
Pernyataan Kedua adalah dari Menteri Keuangan Negara Sebelah yang
menyatakan bahwa Dunia Internasional dalam hal ini Menteri-Menteri Keuangan dan
Menteri Pajak (kalau ada) sudah bekerjasama dan berkolaborasi dalam mendeteksi
dana-dana yang parkir diluar negerinya karena menghindari pajak. Nah Lho…!!!
Sepintas biasa saja bahkan cenderung wokeh banget, sebuah sinergitas yang luar
biasa dalam tatanan Internasional, tapi….. kembali otak aneh saya berfikir (ini
bukan berpihak ke mereka yg masuk daftar lhoo…please jangan skeptis) bukankah
seharusnya penyelenggara Negara berfikir keras kenapa rakyatnya parkirin dana
diluar negeri?? Apakah mungkin mereka gak rela setor pajak tapi dikorupsi…. Atau
apa??? Kok ya para menteri dunia Internasional ini malah lebih rela jadi debt
collector ya..? atau beda konsep tentang pajak dan upeti sama saya..??
Kembali ke konsep Negara, dimana Penyelenggara Negara adalah
orang-orang terpilih yang rela berfikir keras bahkan melepaskan semua
kenyamanan pribadi demi kenyamanan rakyat yang mencintai dan seharusnya
dicintainya…. Hehehe agak mello yak. Di Negara Tetangga ini kita dipertontonkan
dengan Penyelenggara yang pintar-pintar, tetapi seringkali lupa kepada siapa
hakikatnya dia mengabdi.
Semoga tidak terjadi di Negara Republik Indonesia tercinta ini.
Salam
No comments:
Post a Comment