Assalamualaikum wr wb
Bismillahirrahmanirrahim
Yang Pertama
Saudara dan sahabat,
semoga Allah Ta’ala senantiasa mencurahkan rahmat, hidayah, inayah serta kasih
sayangNya pada kita semua, aamiinn…
Pernahkah kita
berfikir tentang apa yang kita khawatiri dalam hidup ini, kemiskinan? Popularitas?
Atau lainnya? Pernahkah kita membayangkan, terutama setelah berada di usia
senja, bahwa ternyata semua yang berbau keduniawian itu tidaklah terlalu
mengkhawatirkan, toh kita semua melaluinya dengan cara masing-masing dan
ternyata kita baik-baik saja.
Sudah sangat sering
saudara dan sahabat mengingatkan bahwa dunia ini hanya sementara, sudah cukup
banyakkah bekal kita untuk beranjangsana ke tempat abadi kita? Tentunya kita
termasuk orang yang beruntung karena banyak yang mengingatkan tentang Akhirat
Resort tersebut.
Sampai suatu hari
saya merenung, benarkah semua amalan baik tersebut dapat membantu kita, apakah
cukup dengan berbuat baik saja maka kita akan termasuk orang yang selamat?.
Hasil yang didapat
dari merenung tersebut ternyata berupa “key point” tentang semua yang pertama,
sebelum melangkah ke stage selanjutnya. Mari kita coba untuk mengulasnya
sebagai berikut;
1. Yang Pertama Dilihat.
Sebagaimana
Hadits Rasulullah saw :
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ
إِلَى( أَجْسَادِكُمْ وَ لاَ إِلَى ) صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ (إِنَّمَا)
يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ ( وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى صَدْرِهِ) وَ أَعْمَالِكُمْ
Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak juga kepada rupa dan harta
kalian. Akan tetapi sesunguhnya Dia hanyalah melihat kepada hati kalian (Nabi
Shalalllahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan ke dadanya) dan dia melihat pula
kepada amal kalian.
Dalam Hadits yang
lain Rasulullah saw menyatakan bahwa pada tubuh kita ada segumpal daging, bila
ia baik maka baiklah semuanya, bila ia buruk maka buruklah semuanya, dia adalah
hati (qalbu).
Terang
benderang bagi kita akan tetapi ghaib bagi orang lain, hanya kita yang tahu
bagaimana kondisi qalbu ini, ikhlas kah?, iri kah?, tawaddu kah?, ujub kah?,
dll, dll. Kuncinya adalah bila ternyata dia buruk maka tidak ada amalan yang
dapat kita harapkan dapat membantu kita nanti. Bagaimana menjaga agar dia tetap
terjaga kebaikannya, konon hanya zikirlah yang dapat menjadi stabilizernya.
2. Yang Pertama Ditanya.
Pertanyaan pertama yang akan disampaikan saat
kita di alam kubur adalah “Man Rabbuka” atau “Siapa Tuhanmu”. Saat itu mulut
sudah bebas tugas, dia tidak lagi menjadi juru bicara, semua anggota tubuh kita
akan menjawab pertanyaan tersebut. Sampai disini dapat kita bayangkan apa yang
akan dijawab oleh kaki bila jarang ke masjid atau ke pengajian, apa yang
dijawab oleh tangan bila sehari-hari mengetik berita bohong, apa yang akan
dijawab oleh kepala bila yang difikirkan selalu saja diri sendiri, demikianlah
bilamana dalam keseharian kita tidak menyertakan Allah Ta’ala dalam setiap
kegiatan/aktifitas kita, maka kita sangat layak untuk khawatir. Gagal pada
pertanyaan pertama ini menggugurkan pertanyaan selanjutnya, karena bukan
pertanyaan kedua yang akan diterima melainkan azab kubur sampai kiamat tiba.
3.
Yang
pertama Ditimbang.
Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ
فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh
amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.”
Ini adalah hal
terkadang kita sepelekan saat hidup didunia, ternyata sholat adalah penentu
dari diterima atau tidaknya amal shalih kita semasa didunia. Tentunya yang
dimaksud “baik shalatnya” tersebut bukan hanya sekedar sholat, tentunya kita
harusnya khawatir apakah sholat kita sudah baik? Tentunya kita harusnya
khawatir apakah sholat kita sudah benar? Bukankah ia jadi penentu tentang
diarahkan kemana kita nantinya?
Demikian saudara dan sahabatku
tercinta semoga bermanfaat bagi kita semua dan mari kita khawatiri 3 hal “Yang
Pertama” tersebut.
Allahu’alam bissawab