Attila the Hun
Roma hancur lebur ditangan
Visigoth yang dikomandoi Alaric, Imperium ini kemudian memindahkan Ibukotanya
ke Rovenna di Utara sementara Alaric dan pasukannya pun meninggalkan Roma
menuju kearah Barat dan mendirikan pemukiman disana.
Pada saat yang sama terjadi
perubahan kepemimpinan pada bangsa Hun, wafatnya sang kaisar dimanfaatkan oleh
Atilla yang didukung penuh oleh kakaknya Bleda membunuh Putra Mahkota yang masih remaja dan
menyatakan Attila adalah kaisar Hun sejak saat itu.
Bangsa Hun adalah bangsa pengembara
dengan kehidupan yang keras, mereka berasal dari bangsa Proto-Tiongkok dan
Proto Turki dan Attila adalah pemimpin mereka yang merupakan mimpi buruk bagi
Eropa saat itu. Kekejaman Attila belum pernah terlampaui dalam sejarah manusia
hingga saat ini, dia tak segan membantai orang tua, perempuan bahkan bayi
sekalipun dalam penaklukannya.
Attila bermimpi untuk menguasai
Eropa, kecerdasan dan ketangkasan prajuritnya mendukung mimpi tersebut dan
sebagai orang yang sangat percaya dengan takhyul Attila menyebut dirinya sebagai “cambuk Tuhan”. Pasukannya Attila bergerak menuju selatan,
tujuannya adalah Konstantinopel tempat bertahtanya Raja Theodosius II Kaisar
Romawi Timur, sepanjang perjalannya lebih dari 80 kota porak poranda, tak
terhitung nyawa penduduk yang hilang dalam pembantaian yang mengerikan oleh
Attila dan pasukannya. Theodosius tak berani mengambil resiko, dia menawarkan
perdamaian pada Attila dan dengan berat harus menyanggupi upeti 2.400 ton emas
pertahun yang diminta Attila. Selesai kesepakatan, Attila dan 100.000
pasukannya bergerak, tujuannya Romawi Barat dimana bertahta Kaisar Valentinian
yang menjadi pusat kekuatan Imperium Romawi, ambisi ini ditentang oleh kakaknya
Bleda yang berujung kematian Bleda ditangan Attila.
Imperium Romawi Barat dalam
keadaan terjepit, di Selatan Kaum Vandal yang dipimpin mantan panglimanya
Geiseric sudah bersiap-siap untuk menyerang, dari Timur Attila dan 100.000
pasukannya sedang bergerak mendekati sementara di Barat Visigoth merupakan
ancaman yang serius karena pernah menghancur leburkan Roma pada tahun 410 M.
Atas usul Flavius Aetius Panglima
Besar Romawi, direncanakanlah suatu penawaran pada Visigoth untuk bergabung
menghadapi Attila. Visigoth sendiri sudah tidak mempunyai pilihan karena
setelah menaklukkan Romawi Barat dipastikan pasukan Attila akan menghancurkan
mereka. Akhirnya kesepakatan tercapai, Aetius dan Thedoric memimpin 80.000
pasukan gabungan Romawi dan Visigoth berangkat menuju Catalonia untuk
menghadang pasukan Attila, peristiwa ini terjadi tahun 451 M.
Perang besar terjadi selama 12
jam tanpa henti, 40.000 pasukan gabungan gugur bersama dengan Theodoric, tetapi
Attila kehilangan lebih dari 50.000 pasukannya yang terbang bersama dengan
semangat dan ambisinya. Keesokannya Atiila dan pasukannya mundur dari
pertempuran, kekalahan tersebut menyadarkan sisa pasukan bahwa Attila bukanlah “cambuk
Tuhan” dan satu persatu mereka melepaskan diri. Attila bersama sisa pasukannya terus
mengembara di Eropa Barat sampai akhirnya tewas secara mendadak ditanah
Perancis pada tahun 453 M.
Kemenangan besar ini harus
dibayar mahal. Kaisar Valentinian yang khawatir atas popularitas Aetius segera
membunuhnya namun segera dibalas oleh pendukung setia Aetius dengan membunuh
sang Kaisar. Peristiwa ini adalah awal dari kehancuran total Imperium Romawi
dan bangkitnya suku-suku barbarian di Eropa seperti, Vandal, Visigoth,
Jermanik, Ostrogoth, Burgundi, Saxon, Frank, Norman dan lain-lain yang selama ini berada dalam
penindasan Romawi. Era inilah yang menjadi titik balik suku-suku Barbar di
Eropa tersebut memulai peradaban baru sebagaimana peradaban Romawi yang selama
ini menindasnya.
Allahua’lam bissawab
ACT